Pend. Menengah 5

Ribuan Siswa SLTA Putus Sekolah

FAKTOR ekonomi menjadi salah satu alasan ribuan siswa sekolah menengah atas tidak dapat menyelesaikan sekolah atau putus di tengah jalan. Di Jakarta Utara tercatat 8.233 siswa sekolah menengah tingkat atas putus sekolah.

Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Suku Dinas Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti) Kota Madya Jakarta Utara, Singgih Praptanugraha, kepada wartawan Rabu (23/4) mengatakan, selain alasan ekonomi, yang menjadi faktor sehingga mereka tidak menyelesaikan sekolahnya, antara lain, terlibat kasus narkoba.

Namun, lanjut Singgih, yang sangat berperan adalah hilangnya minat belajar. ”Ditambah minimnya dukungan atau motivasi keluarga kepada anak-anak mereka,” ujarnya. Yang lebih memprihatinkan, menurut Singgih, pelajar yang putus sekolah adalah mereka yang berada di usia produktif antara 19-21 tahun.

Menghadapi masalah tersebut, Singgih mengatakan, pemerintah hanya dapat menindaklanjuti dengan program Kelompok Belajar (Kejar) Paket C. Menurut Singgih, Sudin Dikmenti Kodya Jakarta Utara menyiapkan 79 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) bagi mereka yang putus sekolah melalui program Kejar Paket C.

Tahun ini, menurut Singgih, pemerintah melalui APBD menggelontorkan dana sebesar Rp 375 juta untuk kegiatan PKBM tadi. Dengan kegiatan PKBM, diharapkan mereka yang putus sekolah dapat melanjutkan pendidikan. ”Pada awal Juli 2008 sebanyak 1.070 siswa akan mengikuti ujian Kejar Paket C,” kata Singgih. 

Sementara itu Sekretaris Dewan Pendidikan Jakarta Utara, Fajar Sudarso, mengatakan, seyogianya pemerintah daerah melalui Sudin Dikmenti menggalakkan lagi program subsidi silang atau program beasiswa. ”Program beasiswa pun cukup efektif untuk meminimalisasi angka siswa putus sekolah,” kata Fajar.

Pada tahun 2007, menurut Fajar, tercatat ada 10.825 siswa mulai tingkat SD sampai SMA di Jakarta Utara mendapatkan beasiswa. Di Jakarta Utara ada 52.000 warga miskin. Keseluruhan siswa menengah atas di Jakarta Utara ada 24.555 orang. (Warta Kota/gus)

0 komentar: