7.991 Siswa SMA/SMK di DKI Tidak Lulus
Jakarta, Kompas - Sebanyak 52.537 siswa SMA, 53.940 siswa SMK, dan 42 siswa SMA luar biasa dinyatakan lulus ujian nasional atau UN di DKI Jakarta, Sabtu (14/6). Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta juga mengumumkan, 7.991 siswa SMA/SMK tidak lulus karena perolehan nilai mereka di bawah ketentuan resmi.
”Angka kelulusan SMK tahun ini naik, sementara angka kelulusan SMA turun,” kata Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Margani M Mustar, Sabtu.
Data Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta menyebutkan, UN SMA/ SMK di Ibu Kota diikuti 114.510 peserta. Rinciannya, 56.953 siswa SMA, 57.515 siswa SMK, dan 42 siswa SMA luar biasa.
Dari jumlah tersebut, angka kelulusan SMA tahun ini 91,98 persen, padahal tahun lalu mencapai 93,78 persen. Sementara itu angka kelulusan SMK tahun ini 96,19 persen, meningkat cukup tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 92,25 persen.
Rincian jumlah murid SMA/SMK yang tidak lulus tahun ini, menurut Margani, yaitu 4.416 siswa SMA dan 3.575 siswa SMK. Namun, Dinas Dikmenti DKI Jakarta belum memperoleh data sekolah-sekolah dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi. Margani mengatakan, pihaknya masih mengkaji dan mencari penyebab banyaknya siswa tidak lulus.
”Kemungkinan tingkat kesulitan soal lebih tinggi. Di samping itu, tahun ini peserta UN juga harus mengerjakan enam mata pelajaran, tahun-tahun sebelumnya hanya tiga mata pelajaran,” kata Margani.
Konvoi kelulusan
Tak peduli ada ribuan siswa SMA/SMK yang tidak lulus, sebagian pelajar sekolah menengah tetap merayakan kelulusan mereka, Sabtu pagi hingga siang.
Terpecah dalam kelompok-kelompok kecil, ratusan pelajar memilih berkonvoi dengan menggunakan sepeda motor, seperti terlihat di Jalan Cipulir-Ciledug Raya, Jakarta Selatan, dan Jalan Diponegoro serta Senen Raya di Jakarta Pusat.
Para siswa SMA tersebut tampak menorehkan tulisan dan tanda tangan dengan cat semprot di seragam abu-abu putih mereka. Sambil tertawa-tawa, mereka berkendara tanpa mengenakan helm. Namun, kegiatan para pelajar tersebut tidak mengganggu lalu lintas di Jakarta.
Petugas Traffic Management Center Polda Metro Jaya Brigadir Satu Indradi mengatakan, situasi lalu lintas sepanjang Sabtu kemarin cukup lancar. Hanya ada dua unjuk rasa di Bundaran HI dan Istana Negara, tetapi para pelajar SMA/SMK tidak terlibat di dalamnya. (NEL/ONG)
Jakarta, Kompas - Sebanyak 52.537 siswa SMA, 53.940 siswa SMK, dan 42 siswa SMA luar biasa dinyatakan lulus ujian nasional atau UN di DKI Jakarta, Sabtu (14/6). Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta juga mengumumkan, 7.991 siswa SMA/SMK tidak lulus karena perolehan nilai mereka di bawah ketentuan resmi.
”Angka kelulusan SMK tahun ini naik, sementara angka kelulusan SMA turun,” kata Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Margani M Mustar, Sabtu.
Data Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta menyebutkan, UN SMA/ SMK di Ibu Kota diikuti 114.510 peserta. Rinciannya, 56.953 siswa SMA, 57.515 siswa SMK, dan 42 siswa SMA luar biasa.
Dari jumlah tersebut, angka kelulusan SMA tahun ini 91,98 persen, padahal tahun lalu mencapai 93,78 persen. Sementara itu angka kelulusan SMK tahun ini 96,19 persen, meningkat cukup tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 92,25 persen.
Rincian jumlah murid SMA/SMK yang tidak lulus tahun ini, menurut Margani, yaitu 4.416 siswa SMA dan 3.575 siswa SMK. Namun, Dinas Dikmenti DKI Jakarta belum memperoleh data sekolah-sekolah dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi. Margani mengatakan, pihaknya masih mengkaji dan mencari penyebab banyaknya siswa tidak lulus.
”Kemungkinan tingkat kesulitan soal lebih tinggi. Di samping itu, tahun ini peserta UN juga harus mengerjakan enam mata pelajaran, tahun-tahun sebelumnya hanya tiga mata pelajaran,” kata Margani.
Konvoi kelulusan
Tak peduli ada ribuan siswa SMA/SMK yang tidak lulus, sebagian pelajar sekolah menengah tetap merayakan kelulusan mereka, Sabtu pagi hingga siang.
Terpecah dalam kelompok-kelompok kecil, ratusan pelajar memilih berkonvoi dengan menggunakan sepeda motor, seperti terlihat di Jalan Cipulir-Ciledug Raya, Jakarta Selatan, dan Jalan Diponegoro serta Senen Raya di Jakarta Pusat.
Para siswa SMA tersebut tampak menorehkan tulisan dan tanda tangan dengan cat semprot di seragam abu-abu putih mereka. Sambil tertawa-tawa, mereka berkendara tanpa mengenakan helm. Namun, kegiatan para pelajar tersebut tidak mengganggu lalu lintas di Jakarta.
Petugas Traffic Management Center Polda Metro Jaya Brigadir Satu Indradi mengatakan, situasi lalu lintas sepanjang Sabtu kemarin cukup lancar. Hanya ada dua unjuk rasa di Bundaran HI dan Istana Negara, tetapi para pelajar SMA/SMK tidak terlibat di dalamnya. (NEL/ONG)
0 komentar:
Posting Komentar